Program Pengembangan Eksekutif
bagi Dekan-Dekan FK UGM
Memahami konsep kepemimpinan dan pengembangan kemampuan manajerial untuk dekan dalam situasi yang dinamis
Periode 1 – 4 April 2014
di www.pendidikankedokteran.net
Pengantar
Yth Para Dekan Fakultas Kedokteran di Indonesia
Selamat bertemu kembali
Saat ini, PPE kita telah sampai pada Minggu ke III pada Tahap I.
Pada Minggu ke III para Dekan diharapkan telah dapat:
- Membentuk Kelompok-kelompok Kerja.
- Pokja Pengembangan Residen dan Dokdisnis
- Pokja Jaminan Kesehatan Nasional dan Pelayanan Primer
- Pokja Internasionalisasi lembaga
- Menetapkan 1 petugas IT (minimal) yang akan terus dilatih untuk mendukung kegiatan ini.
Catatan kegiatan di Minggu I dan II yang telah berlalu:
Dalam mengikuti PPE ini kami memahami hambatan-hambatan yang dialami para Dekan, termasuk masalah waktu.
Akan tetapi kami berpendapat bahwa hambatan ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh Dekan dalam memimpin lembaganya.
Sebagaimana kita ketahui Dekan adalah pemimpin struktural yang harus diikuti oleh dosen seperti yang sudah diatur dalam tata kelola kelembagaan (governance) universitas. Dekan mempunyai otoritas tertentu dan harus mempunyai kompetensi manajerial dan juga reputasi keilmuan.
Di dalam modul Konsep-konsep Dasar Pelatihan Manajemen bagi Dekan,(dapat di sini) telah dibahas pemahaman filosofis Dekan sebagai pemimpin struktural, dan adanya dosen yang menjadi pemimpin ilmiah.
Di berbagai lembaga ada perbedaan model kepemimpinan. Minimal ada beberapa tipe lembaga berdasarkan jenis pemimpin dan yang dipimpin:
- Lembaga yang pemimpinnya digambarkan di puncak dengan bawahan yang benar-benar diletakkan di bawah. Lembaga ini bersifat hirarki seperti di birokrasi pemerintah, militer, ataupun di perbankan.
- Lembaga yang fungsinya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau menggunakan ilmu dan skill. Contohnya adalah rumahsakit, universitas, lembaga penelitian, ataupun lembaga konsultan. Dalam lembaga ini, pimpinannya sering digambar di bawah untuk mendukung para pemegang ilmu yang menentukan kinerja lembaganya. Di kelompok ini pendapatan seorang dosen atau peneliti mungkin lebih tinggi dibanding dekan, karena memegang paten atau sangat dibutuhkan masyarakat. Di RS, pendapatan seorang dokter spesialis dapat jauh lebih besar dibanding direkturnya.
- Lembaga seniman seperti Srimulat, atau seni tari. Pemimpinnya di sini benar-benar mungkin harus menjadi pelayan . Kalau tidak senimannya akan lari, pindah ke tempat lain.
Fakultas Kedokteran merupakan lembaga yang mirip dengan RS, yang mempunyai misi pendidikan, penelitian, dan pengabdian berbasis pada keilmuan yang ada. Kalau RS ada dokter spesialis yang menjadi pemimpin bidang klinisnya, dalam hal ini dosen atau sebagian dosen fakultas kedokteran adalah pemimpin keilmuan. Hal ini terjadi karena lembaga universitas adalah lembaga ilmu pengetahuan, bukan lembaga birokrasi atau pabrik.
Dosen bukan “rakyat” di fakultas. Sayangnya di berbagai universitas ada pilihan dekan yang mirip pilihan kepala daerah (pilkada) karena menempatkan dosen sebagai rakyat pemilih. Mengapa dosen bukan rakyat di lembaganya?Dosen dapat menjadi pemimpin di habitat atau bidang ilmunya.Sebagian dosen tulisannya dikutip banyak pihak, penelitiannya dipergunakan secara luas, patennya menjadi produk yang berguna bagi masyarakat.Kinerja universitas ditentukan oleh kinerja pribadi-pribadi dosen.Dosen tersebut dapat mempunyai follower yang tersebar di seluruh Indonesia atau dunia.
DI berbagai kampus luarnegeri, Dekan hanya satu (tentunya) selama puluhan tahun, tapi dosen yang pemimpin (punya follower keilmuan) dapat banyak sekali.
Jadi ada sifat unik untuk Dekan:
Dekan adalah pemimpin yang mendukung pemimpin lain |
Dalam konteks PPE ini, siapa pemimpin lain tersebut?
Mereka adalah para dosen senior yang sudah menjadi pemimpin di berbagai bidang ilmunya.Mereka diharapkan menjadi anggota Kelompok Kerja. Disamping itu para calon pemimpin masa depan diharapkan juga bergabung dengan Kelompok Kerja ini.
Pembentukan Kelompok Kerja yang disarankan dilakukan di Minggu 1 dan 2 merupakan salahsatu praktek ketrampilan dekan untuk mendukung dosen di fakultas kedokteran.
Ada berbagai kemungkinan hambatan yang dihadapi Dekan dalam memilih anggota Kelompok dan mengembangkan Kelompok Kerja, antara lain:
- Niat Dekan untuk mengembangkan Kelompok Kerja dalam PPE ini.
- Ketersediaan waktu Dekan untuk mengembangkan Kelompok Kerja dalam PPE ini
- Memilih staf yang tepat dimana ada kesulitan karena mungkin semua dosen sudah sibuk, tidak menganggap penting, ataupun berbagai hal lainnya.
- Keterbatasan dana Fakultas Kedokteran untuk kegiatan Kelompok Kerja
- Ketidak tahuan Dekan mengenai cara untuk memberi dukungan ke Pokja agar terus berkembang, termasuk memberikan motivasi.
Sebagai sebuah analisis evaluasi diri mohon agar isian sederhana ini dapat diisi dengan situasi yang terjadi di anda sebagai Dekan
|
|
Situasi yang ada (Harap anda centang, situasi yang sesuai) |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
|
Sebagai Dekan saya berniat untuk mengembangkan Kelompok Kerja dalam PPE ini. |
Saya sama sekali tidak berniat |
Saya tidak berniat |
Saya berniat |
Saya sangat berniat |
|
Saya sebagai Dekan mempunyai waktu untuk mengembangkan Kelompok Kerja dalam PPE ini |
Saya sama sekali tidak mempunyai waktu |
Saya tidak mempunyai waktu |
Saya mempunyai waktu |
Saya sangat mempunyai waktu |
|
Saya sebagai Dekan kesulitan memilih staf yang tepat, karena semua dosen sudah sibuk, tidak menganggap penting, dan/atau berbagai hal lainnya. |
Saya sangat mempunyai kesulitan di hal ini. |
Saya mempunyai kesulitan di halini |
Saya tidak mempunyai kesulitan di hal ini |
Saya sangat tidak mempunyai kesulitan di hal ini |
|
Ada keterbatasan Fakultas Kedokteran untuk mendukung kegiatan Kelompok Kerja, termasuk dana |
Sangat terbatas |
Terbatas |
Leluasa |
Sangat Leluasa |
|
Ketidak tahuan saya sebagai Dekan mengenai cara untuk memberi dukungan ke Pokja agar terus berkembang, termasuk memberikan motivasi pada dosen lain |
Saya sangat tidak tahu caranya |
Saya tidak tahu caranya |
Saya tahu caranya |
Saya sangat menguasai caranya |
Kalau jawaban anda di sekitar nomor 1 dan 2, memang ada kemungkinan terjadi masalah dalam pembentukan Kelompok Kerja.Pengembangan sebuah lembaga memerlukan Kelompok Kerja yang tangguh.Kegagalan pembentukan Kelompok Kerja seperti ini mungkin mengindikasikan ketidak sanggupan sebuah fakultas kedokteran melakukan respon yang tepat untuk menjawab ataupun menyiapkan strategi yang tepat.
Andaikata berada di nomor 3 dan 4, maka anda sebagai Dekan sudah dapat maju lebih mudah dalam mengikuti PPE ini. Kelompok Kerja yang terbentuk diharapkan mampu melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan fakultas kedokteran yang anda pimpin.
Secara deskripsi pertanyaan yang perlu dibahas adalah:
- Apakah tantangan untuk membentuk Kelompok Kerja ini ada pada diri saya sebagai Dekan yang tidak mempunyai niat dan kemampuan untuk membentuk, ataukah:
- Para dosen tidak ada yang mau dan mampu.
- Sistem di FK saya tidak memungkinkan membentuk kelompok kerja dan tidak ada dana untuk pengembangannya
Ataukah:
Kombinasi kedua dan ketiganya.
Dalam hal ini memang ada kemungkinan pada Minggu ke 3 PPE sebagian Dekan masih belum berhasil untuk membentuk Kelompok Kerja pada Minggu ke 1 dan ke 2. Hal ini tidak masalah karena sifat Blended Learning memungkinkan para peserta mengejar semua hasil yang sudah dibahas.Dengan pertolongan teknologi yang mutakhir, berbagai pengembangan ilmu dapat dicari.
Mohon tantangan ini dapat diatasi dengan tindakan yang dapat anda tentukan sendiri. Para Dekan dapat membahas hal ini bersama dengan Wakil Dekan ataupun konsultan manajemen yang ada di kota anda.
Pertanyaan kritisnya adalah:
Apakah pada pertemuan Tatap Muka II yang akan diselenggarakan di Bali pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 30 dan 31 Mei 2014, Kelompok-Kelompok Kerja telah efektif bekerja?
Sebagaimana yang dikerjakan para eksekutif di berbagai sector, Dekan sebaiknya memang harus mempunyai waktu untuk melakukan pertemuan dengan sesama Dekan.Hal-hal yang menjadi masalah dan tantangan fakultas kedokteran sebaiknya memang dibahas oleh sesa,a Dekan. Oleh karena itu Pertemuan Tatap Muka II yang akan diselenggarakan di Bali dirancang untuk ini.Dalam pertemuan di Bali, forum hanya dapat dihadiri oleh Dekan sehingga diharapkan tidak ada yang mewakilkan.
Tantangan berikutnya adalah apakah pada tanggal tersebut hasil dari pengembangan Kelompok Kerja dapat dibahas?Sebagai catatan, kegiatan pada Tatap Muka banyak membahas tantangan-tantangan yang ada pada tiap Kelompok-Kelompok Kerja. Contohnya adalah:
- Bagaimana fakultas kedokteran melakukan respon terhadap perubahan manajemen Residen yang didorong oleh UU Pendidikan Tinggi, Akreditasi JCI, dan kebutuhan Jaminan Kesehatan Nasional?
- Bagaimana fakultas kedokteran berakreditasi A menyiapkan diri untuk menghadapi internasionalisasi sistem kesehatan dan perpindahan dokter antar bangsa?
- Bagaimana fakultas kedokteran menyiapkan pendidikan dokter layanan primer?
Dan berbagai hal lainnya.
Pada Pertemuan Tatap Muka II ini akan dibahas pula persiapan fakultas kedokteran untuk membuat project khusus ataupun perbaikan renstra untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.
Apa yang akan dikerjakan minggu ini?
Ada 2 tujuan utama Minggu ini
Tujuan 1: Para Dekan diharapkan untuk Membahas Modul A dan menjawab berbagai pertanyaan yang harus dikirim
Tujuan 2 : Melakukan Analisis: mengenai pembentukan Kelompok Kerja.
Kegiatan yang dilakukan:
Para dekan diharapkan membaca Modul A. Silahkan Modul A
Modul ini merupakan Pelatihan Pengembangan Kepemimpinan yang ada di sebelah kanan dari tulisan ini
Anda diharapkan menjawab pertanyaan di bawah ini. Tujuan untuk membahas pertanyaan ini adalah untuk memperdalam pemahaman par Dekanakan ideologi yang ada di sistem kesehatan dan sistem pendidikan kedokteran. Pemahaman ini diperlukan agar Dekan sebagai pemimpin sebuah lembaga besar, tertarik untuk menafsirkan secara filosofis dinamika lingkungan yang terjadi dan mampu untuk melakukan respon yang tepat bagi fakultas kedokteran yang dipimpinnya.
Mohon dijawab dengan esai.
- Apakah ada perubahan ideologi dalam sistem pelayanan kesehatan Indonesia ( yang saat ini ditandai dengan berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional)? Apakah ada perubahan ideologis di pelayanan kesehatan internasional?
- Apa ideologi UU Pendidikan Kedokteran? Uraikan dengan detil jawaban anda.
- Apa dampak praktis perubahan-perubahan tersebut untuk fakultas kedokteran yang anda pimpin.
Mengenai analisis tantangan pembentukan Kelompok Kerja, silahkan anda diskusikan dengan Wakil Dekan.Tidak perlu dikirim hasilnya.
Pengiriman data:
Setelah menuliskan esay atas pertanyaan tersebut, silakan mengirimkan ke alamat email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
dengan kode FILE: PPE_2014_XXX
(*XXX : singkatan nama universitas)
Jangan lupa di cc kefasilitator anda.
Daftar para fasilitator dan mitra kerjanya sebagai berikut:
No |
Nama |
|
FK yang difasilitatori |
|
1 |
dr.Rahmat Sarwo Bekti |
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
UGM |
UNDIP |
2 |
dr. Cholis |
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
Unand |
UAJ |
3 |
dr. Sudaryanto |
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
Unsri |
Udayana |
4 |
dr. Dewi Masyithah |
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
Unhas |
Unpad |
5 |
dr Irwin Aras |
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
FK UA |
UII |
6 |
dr. Joko |
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
Unila |
UI |
7 |
dr. Wayan |
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
UNS |
Unissula |