2a. Pengembangan Tenaga Pendidik (Dosen)

 2a. Pengembangan Tenaga Pendidik (Dosen)


 

  Tujuan pembelajaran

Setelah mengikuti modul ini, para pembaca diharapkan untuk:

  • Memahami filosofi menjadi dosen dan indikator kinerjanya
  • Memahami system rekrutmen, pembinaan, dan pension dosen
  • Memahami pengembangan dosen

Hand-out

 Pengantar

-   Indikator Kinerja dosen dan universitas

Apa hakekat profesi dosen?

Saat ini indikator kinerja dosen masih menggunakan pendekatan DP3 yang tidak memberikan dampak langsung pada indikator kinerja kelembagaan universitas. AKibatnya tidak ada rangsangan untuk mengembangkan kinerja universitas.

-   Sistem rekrutmen dosen, pembinaan, dan pensiun

Sistem rekrutmen dosen belum berlangsung secara jelas. Rekrutmen dosen hanya ada pada usia muda. Tidak ada rekrutmen pada karier tengah di usia sekitar 35 – 45an. Dengan demikian terjadi ketertutupan pengembangan. Ada kemungkinan kebutuhan yang diharapkan ada saat ini, namun tidak dapat dipenuhi karena keterbatasan rekrutmen dosen. Rekrutmen dosen-dosen muda dapat masuk karena ada endorsement dari dosen senior yang akan mengambil keuntungan karena menambah suara dalam pemilihan atau berada di golongannya.

Oleh karena itu dapat terjadi situasi dimana dosen muda yang tidak mempunyai kinerja baik dapat terus menjadi dosen karena dukungan seniornya.

Pensiun dan manajemennya.

-   Bukan Professor

-   Professor: Menjadi emiritus atau tidak.

-   Pengembangan dosen dan unit yang mendukungnya

Pengembangan dosen perlu dilakukan bersama dengan pengembangan unit kerjanya. Dalam konteks pengembangan penelitian, akan lebih baik apabila kebijakan tidak hanya diri dosen missal adanya hibah riset bersaing. Sebaiknya ada pengembangan ke unit kerja atau laboratorium dosen yang bersangkutan. Pengembangan unit kerjanya diharapkan tidak hanya di level universitas, namun juga di fakultas. Unit yang mendukung dosen ini perlu dikembangkan dengan standar yang jelas. Sampai saat ini masih ada fasilitas untuk professor yang berada di bawah standar kerja.

- Jenis Dosen dan Pendapatannya

Dengan menggunakan model part timer dan full-timer, ada beberapa jenis dosen yang berada di FK: (1) Dosen pegawai tetap FK yang logikanya berstatus full-timer; dan (2) Dokter di rumahsakit pendidikan atau lembaga lain yang bersatus sebagai dosen part-timer; dan (3) dosen visitor. Untuk pengembangan ke dapan perlu ada penegasan mengenai status part-timer dan full-timer dari sudut pandangan rumahsakit maupun FK.

   Dilihat darisudut pandang fakultas kedokteran di masa mendatang hubungan kerja antara dosen dengan fakultas kedokteran dapat berupa pegawai tetap dan pegawai kontrak (tidak tetap). Di sisi lain ada dosen yang bekerja dengan dengan status full-timer dan part-timer. Tabel menunjukkan matriks pengembangan dosen di masa mendatang.

Model Jenis dosen di FK di masa mendatang

Jenis pegawai

Part-timer

Full-timer

Pegawai tetap.

(Dapat berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Universitas untuk FK Negeri)

Tidak ada pegawai tetap yang berstatus part-timer.

Kecuali:
Dosen yang bersangkutan di perbantukan ke lembaga lain secara temporer (dengan waktu sesuai aturan yang ada).

Seluruh dosen yang pegawai tetap logikanya berstatus full-timer.

Pegawai tidak tetap/kontrak.

Dosen ini merupakan pegawai tidak tetap/kontrak yang mungkin berasal dari lembaga lain atau RS swasta (bagi FK negeri)

Dosen dapat dikontrak secara part-timer,namun tetap mempunyai hak untuk menjadi professor. Misal dokter Bedah di RS Banyumas, di RSUP Dr. Sardjito dan RS Dr. Soeradji Klaten FK-UGM[1]

Dosen dapat dikontrak secara full-timer. Dosen kontrak ini juga dapat mencapai derajad tertinggi sebagai professor.

Bagaimana pendapatan para dosen?

Dosen Tetap mempunyai pendapatan dari:

1. Universitas tempat kerjanya

  • Gaji bulanan
  • Tunjangan Dosen
  • Fee mengajar per sesi (Fee-for-service)
  • Program Penelitian
  • Kegiatan konsultasi atas nama fakultas
  • ….
  • ….

2. Tempat lain:

  • Kegiatan konsultasi
  • Mengajar per sesi dari universitas swasta
  • …..
  • …..

Dosen Tidak Tetap mempunyai pendapatan dari:

  • Gaji bulanan dari lembaga tempat bekerja
  • Tunjangan sebagai dokter dari rumahsakit tempat bekerja (kalau serang dokter)
  • Fee mengajar per sesi (Fee-for-service)
  • Program Penelitian
  • Kegiatan konsultasi atas nama fakultas
  • ….
  • ….

Bagaimana perilaku dosen. Berdasarkah hukum utilitas:

Kepuasan hidup merupakan fungsi dari: I (Pendapatan) + Leisure (Rekreasi) dan + Kepuasan Akademik dan Kepuasan dari Amal ibadah.

Fungsi ini menunjukkan adanya berbagai kemungkinan mengenai kepuasan hidup dosen. Ada yang senang untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya agar dapat dipakai untuk rekreasi. Sementara itu ada yang berpendapat bahwa pencapaian kepuasan akademik merupakan hal yang paling memuaskan dalam kehidupannya.

Dengan menggunakan model ini pertanyaannya adalah apakah ada standar untuk pendapatan dosen? Ternyata kenyataannya memang belum ada standar pendapatan untuk dosen.

Isu lain adalah kenyamanan bekerja dosen. Saat ini belum baik. Maish banyak dosen di fakultas kedokteran yang tidak mempunyai ruang kerja sendiri.

Resultante dari berbagai hal tersebut akan memberikan dampak pada apa yang disebut sebagai komitmen seorang dosen terhadap pengembangan nilai-nilai akademik. Lebih lanjut komitmen yang ada dapat mengarah kepada apakah seorang dosen dapat mengarahkan dirinya sebagai scientist leader, atau terbatas sebagai dosen biasa yang tidak mempunyai pengikut (follower) akademik. 

-   Budaya meneliti.

Dibandingkan dengan mengajar, dosen di Indonesia belum mempunyai budaya meneliti yang kuat. Dosen dapat mengembangkan karir akademik dengan melakukan penelitian secara terbatas. Pendapatan dari mengajar dapat lebih menjanjikan. Dalam konteks penelitian universitas negeri perlu melakukan perubahan budaya dalam penelitian.

Bahan bacaan 

Newble, D., Cannon, R. A Handbook for Medical Teacher, Fourth Edition

Brown G, Manogue M. (2001) AMEE Medical Education Guide No. 22: Refreshing lecturing: a guide for lecturers. Medical Teacher, Vol. 23, No. 3, 2001

Dandavino, M., Snel, L, Wiseman, J. (2007) Why medical students should learn how to teach. McGill University, Canada. Medical Teacher 2007, Vol. 29, No. 6 , Pages 558-565

Wilkerson, LA., Irby, DM. (1998) Strategies for Improving Teaching Practice: A Comprehensive Approach to Faculty Development. Academic Medicine